Cara Mengendalikan Virus TUNGRO Pada Tanaman Padi
Sumber Gambar: https://bulelengkab.go.id |
Penyakit tungro merupakan salah satu kendala produksi padi nasional karena kehilangan hasil yang diakibatkannya tinggi.Penyakit ini telah menyebar hampir keseluruh Indonesia, terutama di daerah sentra produksi beras nasional seperti di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batangRice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya.
Sejumlah species wereng hijau dapat menularkan virus tungro, namun Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
Gejala Serangan Penyakit Tungro
Gejala khas serangan Penyakit Tungro yaitu daun berwarna kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang dimulai dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah. kibat serangan tungro, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil serta malai yang terbentuk lebih pendek dan banyak yang hampa,biasanya tinggi tanaman tidak merata. Tingkat berkurangnya jumlah anakan dan kekerdilan tergantung pada saat infeksi dan ketahanan varietas. Gejala lain yaitu terjadinya pemendekan jarak antara pangkal daun atau bahkan berhimpitan atau kadang-kadang satu bidang sehingga terlihat seperti kipas.
Siklus Penyakit Tungro
Sumber inokulum penyakit tungro terdapat pada tanaman padi, singgang serta rumput-inang yang sakit. Serangga penular virus tungro menularkan virus secara non persisten. Serangga penular penyakit tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens dan N. nigropictus.
Serangga penular penyakit virus tungro menularkan penyakit tersebut secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman adalah 6 – 9 hari. Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama tidak lebih dari 5 hari. Setelah masa itu, serangga menjadi tidak infektif lagi. Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit. Nimfa wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi infektif setelah ganti kulit. Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui biji, tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara bagian tanaman sakit dengan yang sehat).
Infeksi tungro dapat terjadi mulai persemaian. Pada stadium ini tanaman sangat rentan terhadap infeksi virus. Apabila infeksi terjadi pada stadium persemaian maka gejala tungro akan terlihat pada tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam (mst). Tanaman muda yang terinfeksi akan merupakan sumber infeksi di lapangan.
Perkembangn Tungro
Populasi awal imago wereng hijau (migran) mulai menginfestasi tanaman berumur ± 2 mst. Selanjutnya generasi yang menginfestasi tanaman muda disebut G0, generasi berikutnya generasi G1 dan seterusnya. Puncak kepadatan populasi tertinggi lebih sering terjadi pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.
Pengendalian Penyakit Tungro
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan.Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu.Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih).Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Tanam serempak
Upaya menanam tepat waktu tidak efektif apabila tidak dilakukan secara serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum.
Menanam varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau.Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal. Sejumlah varietas tahan yang dianjurkan antara lain: Tukad Patanu, Tukad Unda, Bondoyudo dan Kalimas. IR-66, IR-72 dan IR-74.Sejumlah varietas Inpari yang baru dilepas juga dinyatakan tahan tungro.
Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang
Memusnahkan tanaman terserang merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga tidak tersedia sumber penularan..
Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro.
Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat.
Sumber:http://cybex.pertanian.go.id
Tidak ada komentar untuk "Cara Mengendalikan Virus TUNGRO Pada Tanaman Padi"
Posting Komentar